Kamis, 29 Desember 2022

Temu Kangen

 


بِسْمِ اللّٰهِ

40 tahun sudah berjalan waktu. Ada reuni sekolah angkatan tahun 1982. Sayang untuk tidak hadir, mengingat waktu jauh berlalu. Tentu banyak bahkan bisa dikata sangat banyak perubahan. Fisik pasti berubah. Yang sudah punya cucu, sebagian. Bahkan yang sudah berpulang pun ada. Kami tentu akan menyusul, entah waktunya.

Pengumuman untuk kontribusi dan kedatangan sudah diumumkan 3 bulan sebelum hari H, 18 Desember, di Semarang. Kesempatan tidak datang dua kali, bertemu bersama sangat langka  Karenannya aku usahakan datang. Sekalian jalan, menegok ayah dan adik di Yogya.

Berangkat bertiga, tanggal 17 tengah malam untuk menghindari kemacetan. Alhamdulillaah, sesuai perkiraan, lancar. Bisa tiba di Cirebon menjelang subuh. Perkiraan tiba di Semarang masih terlalu cepat dengan jam chek in hotel maka menyempatkan menengok saudara sepupu, pak de anakku.


Menuju Slawi, untuk menengok sepupu. Sekitar jam 7 tiba dirumahnya. Dekat dengan pabrik gula Pangkah. Tak terlalu jauh dengan obyek wisata kereta untuk angkut tebu.

Mampir Kendal, ke rumah teman, sekalian lewat. Dan berkat dia, dapat tempat menginap. Tiba di Semarang sekitar jam 15.00, kena macet di tol krapyak - Jatingaleh. Langsung ke Allstay, chek inBebersih dan kemudian cari makan. Kebetulan disebelah ada warung yang sedang ramai. Sekalian mau tahu apa yang bikin ramai, ternyata hargan menu yang  murah. 

Tetapi menurut aku, menu kurang bikin kenyang. Seukuran mie instan porsinya. Yah, sesuai harga. Juga nama menunya yang bikin aku kurang nyaman. Seperti tak ada nama yang lebih baik dari hal yang berbau mistis. Atau ini yang memang disukai anak milenial, sudah bukan jamanku tentunya.




Keesokan hari 18 desember, acara reuni. Jam 11 mulainya. Panitia sudah hadir lebih dulu tentunya, sekitar jam 9 untuk mempersiapkan tepatnya melengkapi kalo ada yang kurang. Acara berjalan lancar, seru. Seperti umumnya, makan dan ngobrol temu kangen. Ada juga yang joget, jadi gak ingat kalo sudah berumur.




Guru yang hadir adalah pak Arif, matematika dan pak Sardulo, bahasa daerah. Walaupun sudah usia 68 tahun, masih tetap terlihat tegap. Semoga tetap sehat. Terima kasih telah berkenan hadir.







Acara berakhir jam 15 sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik tempat. Apakah aku bisa bertemu lagi dengan kalian? Mudah-mudahan apa yang jadi keinginan teman-teman terkabul, Seduluran sak lawase. Semoga ...

Tidak ada komentar: