Rabu, 10 Juni 2020

STNK perpanjangan


بِسْمِ اللّٰهِ
Ini adalah proses sambungan dari tulisan yang di sini. Karena pandemi masih ada maka kantor samsat untuk mengurus pengesahan STNK tutup, guna menghindari kerumunan masa. Berakibat baru bisa diurus kembali pada tanggal 10 Juni. Karena kantor-kantor di wilayah DKI sebagian sudah mulai bisa beroperasi pada 8 Juni. Sebelumnya sudah mencoba kantor pelayanan yang dekat yang berlokasi di dalam mal. Ternyata masih tutup dengan jadwal buka yang tidak pasti. Setelah mencari info di dunia maya, Polda Metro Jaya sudah melayani. 

Singkat cerita menuju ke sana dengan mengendarai motor. Jam 9.08 ambil karcis parkir. Jangan lupa buka helm sebelum ambil karcisnya. Wah, tempat parkir sudah penuh ternyata


Perlu sedikit bersabar untuk mendapatkan celah kosong buat parkir


Setelah itu menuju ke gedung yang ada di sisi selatan. Sebelum memaauki gedung sudah dipersiapkan tempat cuci tangan dan bilik sanitizer untuk dilewati, yang merupakan standar protokol kesehatan.



Sesampai di dalam, nanti kita akan diberikan kartu tanda pengenal yang ditukar dengan identitas diri, SIM atau KTP. Untuk kendaraan roda 4, pengurusan perpanjangan di lantai 1. Setelah melewati pintu masuk, langsung di depan kita ada banyak loket di sisi kiri dan di depannya bangku untuk menunggu.

Berhubung sudah melakukan pembayaran via online, maka langsung menuju loket ke enam. Penyerahan STNK. Menyerahkan berkas berupa salinan BPKB, STNK dan KTP pemilik. semuanya rangkap 2. Jangan lupa, yang asli tetap di bawa. Terutama KTP. Dan tak lupa tentunya salinan bukti bayar bank via online.

Sampai di sini waktu yang dibutuhkan dari Ambil karcis parkir, sekitar 20 menit. Karena foto didepan Penyerahan STNK yang diambil saat duduk, menunjukan pukul 9.28. Jam dinding menunjukan pukul 9.31



Setelah menunggu sekitar 20 menit, panggilan untuk mengambil STNK yang telah disahkan perpanjangannya terdengar. Petugas menyodorkan tanda bukti pengambilan. Data foto tanda bukti pengambilan menunjukan jam 9.52. Merapikan berkas dan memasukkan dalam tas, bersiap menuju pintu ke luar. 



Menuju parkiran motor, mengenakan helm tak lupa pakai masker. Bersiap menuju tempat pembayaran parkir. Ternyata perlu perjuangan sendiri. 


Dengan berasumsi sekitar jam 10.00 dari tempat parkir, maka perlu waktu sekitar 20 menit untuk bisa keluar dari halaman parkir Polda Metro Jaya.



Allhamdulillaah. Waktu pengurusan, total, 72 menit. Lama di soal perparkiran. Untuk lebih hemat waktu, perlu diantar. 

Menuju arah pulang lewat depan gedung MPR, masih dalam suasana transisi penanggulangan covid 19, jalan lancarrr ...  Whuuuzzz





Sabtu, 06 Juni 2020

Belanja


بِسْمِ اللّٰهِ
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau dikenal dengan PSBB masih berlanjut. Bumbu dapur sudah mulai menipis, terpaksa keluar ke supermarket. Karena ke toko dekat rumah kurang lengkap.Kecap asin, garam, ketumbar, lada bubuk, mie instan, margarin, vanili dan sejenisnya. Jadi sekalian biar sekali keluar. Alhamdulillaah, kalo untuk sayuran masih ada tukang keliling.

Sepi sekali kondisi salah satu mall di jalan Thamrin, Jakarta. Eh ternyata sudah pindah karena kontrak sewa sudah habis. Padahal melihat di webnya masih buka. Belum update rupanya. Otomatis pintu masuk terkunci. Kami hanya bisa lihat kondisi tempat parkir. Terus keluar lagi.




Lanjut ke mall yang dekat rumah. Buka, alhamdulillaah. Sama dengan mall sebelumnya. kondisi tempat parkir bisa dibilang sepi. 

Masuk ke bagian dalam, lobby. Suasana terlihat sepi. ada beberapa toko yang buka tetapi tak ada pengunjung/pembeli. Beberpa lampu dimatikan, tentunya untuk menghemat. Sampailah ke tujuan utama, escalator yang mengantar ke supermarket di lantai dasar.



Berbelanja bisa lebih nyaman karena sepi pengunjung. Ada sedikit antrian di kasir. Tapi tak butuh waktu lama. Maklum kasir yang biasanya banyak, hanya 2 yang beroperasi saat itu.


Tak biasa belanja cepat, semoga covid lekas minggat.

Selasa, 02 Juni 2020

Lebaran 1441 H (25 Mei 2020)


Lebaran tahun 2020 tidak bisa menengok bapak ibi. Kali ini di rumah saja. Mengikuti anjuran pemerintah. Tepatnya perintah. Karena ada wabah yang dikenal dengan nama covid-19. Wabah yang cepat menular berasal dari kota seberang, Wuhan, negeri China.

Di Indonesia kontak penularan pertama ditemukan di kota administratif Depok, Jawa Barat, 2 orang.


indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/kasus-covid-19....

Dan dalam waktu 3 bulan sudah berubah menjadi puluhan ribu

Detik.com 1 juni 2020

Pengalaman lebaran di rumah saja memaksa untuk menjadi imam sekaligus khatib untuk shalat idul fitri. Untuk shalat tidak menjadi masalah. Menjadi khatib setelah ba'da shalat merupakan suatu pengalaman tersendiri. Karena untuk khutbah ada rukunnya. Bersyukur dijaman era digital rukun khutbah sudah tersedia secara online. Bahkan lengkap dengan contohnya dan kalau mau dipakai juga sudah ada yang sesuai dengan kondisi saat itu.

Berbekal panduan rukun khutbah yang ada, mencoba untuk menasehati keluarga sendiri. Berkhutbah tentang kematian. Karena dengan mengingat hal tersebut, semoga menjadikan keluarga, masing-masing diri, mempersiapkan bekalnya.

Dari Ibnu 'Umar, ia berkata, "Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Yang paling baik akhlaknya." "Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?", ia kembali bertanya. Beliau bersabda, "Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas." (HR. Ibnu Majah No. 4259).


Untuk tetap melestarikan kebiasaan yang baik dan tentu tak menyalahi syariat islam, sungkem. Juga mengingatkan kepada anak-anak untuk berbakti dan hormat pada ibu bapak.


Setelah itu foto keluarga dan dilanjut makan. Tidak seperti biasa, ada opor ayam dan lontong. Kali ini hanya makan kupat sayur yang diangetin. Karena sudah gak mau repot dan 2 hari sebelumnya tak ada tukang sayur keliling. Yah... di rumah saja. Smoga Allaah menerima shalat dan puasa kami. Taqoballaahu minna wa minkum