Senin, 18 Oktober 2021

Menengok Bapak

بِسْمِ اللّٰهِ

16 September ke Yogya setelah lama tak menengok bapak akibat adanya pandemi covid19. Lalu lintas banyak dibatasi juga pergerakan manusia. Dua tahun kurang lebih, tak bertemu dengan bapak. Apalagi kondisi bapak yang semakin uzur. Ketika kondisi membaik dengan melandainya kasus covid19, pembatasan mulai dikendurkan, saat untuk berkunjung. Kami berangkat dengan 2 kendaraan, bareng adik ipar.

Jalan tol lancar, hanya karena kendaraan sedikit ada masalah sehingga agak terhambat. Jumat tiba di Yogya jam sekitar 17.00. Sholat jumat dan istirahat di Solo.

Istirahat di Rest Area 379, Grimgsing

Alhamdulillaah, kondisi bapak secara keseluruhan baik. Yang jadi masalah pada prostat. Akan periksa lagi pada minggu depan, sayang kami sudah pulang.Begitulah kalo tidak direncana. Tapi kalo direncana, malah banyak batalnya. Acara membereskan rumah adalah tujuan lain selain menengok bapak. Salah satunya adalah garasi. Banyak barang menumpuk di sana sehingga mobil gak bisa masuk. Parkir di luar. 


Ke makam ibu dan Bapak + ibu Suko



Pulang dari makam, mampir makan

Setelah mengumpulkan barang yang akan dibuang di garasi untuk nanti diambil pengepul, kami pergi ke kaliurang untuk sedikit melepas penat. 





-7.6017474,110.4493987 lokasi sekitar ini

Tibalah Senin, saatnya kami pulang. Pagi hari adik berangkat dulu ke Solo dan kami menyusul sekitar jam 10.00 berangkat dari yogya.



Kamis, 29 April 2021

Pengapian (ignition)

 


بِسْمِ اللّٰهِ

Hampir sebulan kendaraan hanya diam di garasi, saatnya untuk digunakan agar performa baterai terjaga. Sayang sekali ternyata mesin menyala hanya beberapa detik. Selebihnya tak mau dinyalakan lagi dengan mencoba empat-lama kali starter. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar baterai tidak terbuang tenaganya, mengingat sudah lama kendaraan diam.

Usut punya usut, pengapian bermasalah sepertinya. Karena ada bunyi pompa bahan bakar. Menandakan sistem suplai bahan bakar bekerja. 
Sebelumnya memang ada laporan dari anak yang terakhir menggunakan, bahwa mesin mendadak mati dalam perjalanan tapi kemudian bisa dinyalakan kembali. Sayang sekali setelah itu dianggap tak ada masalah. Beruntung sekali masalah tersebut berulang ketika kendaraan masih di garasi.

Tak menunggu lama, memastikan dengan melepas busi untuk cek ada tidaknya percikan api. Busi diletakkan di badan mesin untuk mendapat ground listrik. Sebelum itu, mengendorkan distributor dan mencabut kabel dari tutup distributor.




Hidupkan kontak pada  posisi on tapi jangan distarter. Kemudian goyang atau geser kiri kanan ditributor. Tidak dilakukan dengan cara distarter karena dilakukan sendirian. Hal lain adalah untuk menjaga kondisi baterai. Busi tak ada percikan listrik. Perlu diketahui, kendaraan adalah suzuki vitara epi. Sistem pasokan bahan bakar sudah injeksi. Tantu berbeda dengan yang sistem karburator. Ada beberapa hal penyebab ini.
- Koil 
- Trigger pada distributor
- Transistor daya (J121)
- Noise suppressor (NS)
- Electonic contor unit (ECU), sangat jarang terjadi dan semoga tidak.
Kurang lebih diagram sistem pengapiannya ini.

Gmbr cosmoselectric.com dgn perubahan seperlunya

Noise suppressor
(NS) fungsi serupa dengan kondensor pada sistem platina. Sedangkan transistor J121 serupa dengan CDI atau igniter. Pada distributor ada trigger yang mengatur putus sambung listrik yang 'dibaca' ECU guna membuka tutup gerbang J121 
untuk membangkitkan medan magnet di koil dan juga denyut untuk mengatur hidup-mati relai yang ke pompa injeksi bahan bakar. 

NS bisa dikatakan jarang rusak, sementara diabaikan. Cek dulu denyut listrik ke J121. Jalur ini dari ECU ke J121. Tegangan kecil sekitar 3V. Cukup dengan menggunakan satu lampu LED jika tak ada multitester. Masukan kaki + LED pada kabel yang dari ECU atau pada kaki terminal IB di transistor J121. Kaki - LED di kaki terminal G transistor J121.
Nyalakan kontak dan hidupkan mesin (starter). Pastikan transmisi netral dan rem tangan aktif. Jika lampu menyala berkedip, menandakan
- Trigger distributor baik
- ECU normal
- Transistor J121 bermasalah


Copot J121 tersebut. Ukur dengan multitester. Beri tegangan 3V pada kaki IB, +. Kaki G -. Ukur hambatan (R) J121 dengan  + ujung multitester pada kaki G  dan - pada kaki OC. Jika ada nilai hambatan yg besar, J121 masih baik dan sebaliknya.




Ada dua model, J121 yang asli pabrikan (OEM) sebelah kiri. Bagian bawah ada lekukan. Bagian bawah tulisan J121 ada angka. Yang Non OEM, tercetak angka warna putih.





Kaki J121 yang diberi tegangan dan yang diukur dengan lead multitester. 

Karena J121 baik, ECU tak bermasalah dan trigger ada denyut, kemungkinan besar adalah di koil. Pertimbangan NS dianggap baik. Hal ini karena NS berupa resistor (2k2 ohm) dan kapasitor, yang sangat jarang mengalami kerusakan.

Koil ditest dengan cara manual. Menggunakan sistem platina dan kondesor.


Hasilnya, koil masih layak pakai.

Karena semua kondisi masih baik, maka yang terakhir adalah urut kabel. Ternyata ditemukan bagian sambungan NS yang kabel ground hampir putus. Maklum, usia. Ketika di cek dengan multitester ataupun dengan lampu, masih ada hubungan alias tersambung. Tak ada salahnya memperbaiki sambungan, karena sudah terlanjur urut kabel dan bongkar. Bisa jadi tegangan dan arus tak sesuai masuk ke J121 dan ECU.


Setelah disolder, hasilnya tidak mengecewakan. Api pada busi kembali menyala.


Setelah pasang kembali tidak langsung menyalakan mesin. Aki yang sudah kepayahan, perlu dicharge semalam. Supaya jika ada kegagalan (semoga tidak) tidak menjadikan aki makin buruk kondisinya.


Kondisi pada saat pengisian


Setelah  pengisian

Dan Alhamdulillaah .... ctek... breemmmm. Ternya hanya soal kabel ground yang hampir putus. 







Rabu, 27 Januari 2021

Uji Emisi

 


Bermula dari sebuah iklan tentang uji emisi gratis yang dibagikan lewat media sosial. Kebetulan sekali, mobil sudah lama tak diuji emisinya. Dulu pernah sebelum tahun 2010. Bahkan bisa dibilang rutin jika setelah service kendaraan. Sekalian, karena memang sudah masuk biaya kerja. Ada sticker dari bengkel yang menandakan telah lulus uji emisi. Apalgi waktu itu juga ada wacana jika tak lulus uji emisi, perpanjangan stnk akan ada beban biaya tambahan atau malah tak bisa. Hanya bertahan sekitar 2 tahun saja. Setelah itu tinggal wacana saja.

Dipilih kantor Lingkungan Hidup di Casablanca karena letak agak dekat dengan rumah. Datang lebih awal. jam 08.30. Ternyata setelah kesana tutup karena pegawai ada yang kena covid. Langsung mencoba menuju tempat kedua yaitu di Mampang. Ternyata kuota sudah habis. Maklum gratis, biasanya banyak peminat. Padahal sudah datang tepat jam 09.00 sesuai jadwal.

Berikutnya, mencoba lagi dengan tetap di kantor Lingkungan Hidup Mampang. Kali ini lebih pagi, jam 08.00. Ternyata sudah penuh bisa dibilang kouta sudah habis. Dan mencari info sudah boleh antri jam berapa.

Jam 05.40 Tiba dilokasi. Urutan ke 26. Kemudian ambil foto

05.56 antrian tambah panjang

06.02. Sambil olah raga jalan kaki, memotret antrian

Sambil menunggu, mencari informasi ke petugas keamanan kapan kendaraan dibolehkan masuk, Petugas tak bisa memberikan jawaban pasti karena menunggu kesiapan panitia pelaksana. 

Bosan menunggu duduk didepan universitas Hamka, masuk ke dalam halaman Kantor Lingkungan Hidup. Duduk di masjid yang ada di situ. Tak berapa lama kendaraan dibolehkan masuk. Sigap menuju ke mobil. 

Begitu sampai di gerbang, terlihat kendaraanagak jauh berikutnya tidak bergerak. Ijin ke petugas keamanan apakha dibolehkan masuk. Boleh. Langsung lari menuju ke kendaraan, sambil memperhatikan kendaraan berikutnya koq tidak bergerak.

Ternyata pemiliknya pada tidur. Kesempatan nih. Mereka datang awal, masih terasa mengantuk tentunya. 

06.33. Kemudian diminta STNK untuk pendataan

Jadi yang ke 10.  Mulai uji emisi jam 08.00

08.25 Sedang di uji emisi

Untuk kendaraan dengan bahan bakar bensin, alat ujinya ada tiga. Awalnya yang beropreasi hanya dua karena belum ada petugas. Rata-rata satu kendaraan membutuhkan waktu sekitar lima menit kurang. 

Kendaraan dengan bahan bakar solar alat ujinya hanya satu. Dan ini merupakan sedikit keuntungan, karena kendaraan mesin diesel dapat prioritas. Jika datang jam 08.00 dan antrian ke sekian tetapi merupakan antrian pertama untuk diesel, maka tak perlu menunggu antrian.