Minggu, 08 Juni 2025

Goes to Dieng

 

 بسم الله

Tgl 22-25 Mei acaranya. Malam (22) itu mendekati pukul 20.30 kami, aku & istri, tiba di halaman Arsip Nasional Republik Indonesia, (ANRI) jl. Ampera Raya mengikuti ajakn sepupu istri.

Kupikir goes to mo spedaan, maklum kata goes kadang dimaknai gowes alias genjot, kayuh. Asik, ntar bisa pinjam speda muter² yg dekat di sana. Eh, ternyata kliru.

Singkat cerita kita brangkat, lebih cepat 30 menit dari waktu yg dijadwalkan. Kami peserta terakhir yg ditunggu. 

bismillaahi majrehaa wa mursaahaa, inna rabbii lagafurur rahiim (penggalan QS Hud :41)

"dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 

Doa keselamatan dari abi Nuh yang diajarkn ke umatnya saat naik perahu karena akan menghadapi banjir dan badai dlm perjalan agar selamt sampai tujuan.

Bus mulai bergerak. Ustadz h. Sukri berdoa yg didalmnya ada doa tersebut. Kami mengaminkan.


Masuk tol, n tiba di rest area 102 buat ke toilet (n ngerokok). 

Foto depan bus di rest area 102

Selanjutnya penumpang lelap. Terjaga kembali saat di SPBU, mungkin selepas tol, biasa, toilet tujuan utama sambil menunggu bus 2 & 3. Eh.. malah dilewati. 
Cuaca gerimis saat itu plus dinginnya AC bus menjadikn tidur pulas hingga subuh menjelang.
Bus Berhenti lagi sekitar 15 menit sebelum adzan subuh. 



Sekitar 40 menit dr al Hadi, mampir sarapan di rumah makn padang.


Oh ya, selepas sarapn mulai banyak _penyanyi_ bermunculn dan celoteh yg bikin nyengir menambh akrab suasana.

"Aku bawain barang bekas, ditolak."
"Emang bekas apa"
"Bekas lurah"

Lainnya lg kurang lebih. 

"Setelah kluar dr toilet, kan bayar. Nah uang buat bayar besar
"maaf bu, kembaliannya kurang 2rb" 
"La, trus bgmana"
"Ibu kencing lg, deh"

Wk wk wk ...


Akhirnya tiba di masjid baitul qur'an KH Muntaha al Hafidz. Berganti bis lebih kecil karena jalanke dieng relatif sempit.

Sampai pemberhentian kendaraan, langsung tujuan pertama, telaga menjer.






Setelah ini perjalanan ke home stay. Makan siang dan istirahat sejenak. 
Tempat kami menginap dekat dengan situs candi Arjuna


Kemudian menuju ke pemandian air panas Banyu alam. Hati² karena air memang panas. Disarankan hanya berendam 30 menit. Cuaca saat itu gerimis.


Masih ada satu acara lagi, menurut jadwal. Karena sudah lelah dan esok hari masih banyak kegiatan maka kami memilih ke pulau kapuk. Zzzz...

Hari kedua adalah mengunjungi 4 tujuan dengan kendaraan jip. Ada 38 jip dalam rombongan ini.

Foto by google map



1. Tuk Bimalukar
Ini merupakan salh satu mata air (tuk) dr sungai serayu. Penamaan  Bimalukar diambilkn dr kisah yg kuambilkan dr beberapa situs, salh satunya indonesia kaya, dikaitkan dengan sosok Bima, anggota ke dua Pandawa Lima.

Dikisahkan, pihak Pandawa (diwakili Bima) dan Kurawa berlomba membuat sungai. Sebelum mulai menggali, Bima mendapat wangsit agar membuat sungai dalam keadaan lukar (tanpa busana) menggunakan kuku pancanaka untuk membuat lubang air, Bima pun melakukan seperti petunjuk yang diterimanya dan memenangkan lomba.

Usai membuat sungai, Bima melihat seorang gadis cantik yang sedang mandi di sungai yang baru saja dia buat. Bima terpana dgn kecantiknnya dan berucap sira ayu (kamu cantik). Ucapan tersebut kemudian dijadikan nama sungai, Serayu.


Sebagian ada yg menuju tuk Bimalukar yang lokasinya di bawah. Nah tambahan cerita, konon yang mandi, membasuh badan atau wajah dgn air tersebut, akan berseri cemerlang. Singkat kata awet muda. Secara logika, kalau badan, wajah sering dibasuh air, seperti berwudhu, ya bersih berseri. 

2. Batu Pandang Angin Ratapan
Menuju ke mari, secara tidak langsung sedikit menyusuri telaga warna. Baru sadar ketika melihat peta. 

Foto udara by Yudi

Sekilas info, nama Batu Pandang karena dari tempat itu bisa melihat Dieng dari atas terutama 2 telaga, Warna dan Pengilon

Adapun Angin ratapan adalah fenomena alam  angin yg berhembus melewati batu² tersebut menimbulkan suara seolah terdengar ratapan.



Telaga Warna bisa berubah warna, hijau (saat itu), biru, kuning atau mirip² pelangi. 

Fenomena ini karena air telaga mengandung mineral tertentu yang tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga nampak berwarna sesuai kondisi alam yg mempengaruhi saat itu.

Telaga Pengilon karna jernihnya air bisa digunakan untuk bercermin (ngilo, bhs jawa, bercermin) mitos ceritanya telaga tsb mencerminkan hati kita. 
Jika berhati baik akn terlihat tampan, cantik.
Kalo berhati dengki, hasad, terlihat ... 
🙂

Naik sedikit menuju Pohon Jodo. Pohon yang tumbuh pada batu dipuncak yang tertinggi. Ada bangku kecil yang cukup buat 2 orang. Tiket masuk 3k terposah dengan tiket masuk Batu Pandang. Di tempat ini pemandangan lebih luas lagi. 

Pemandangan sisi timur dari pohon jodo.

3. Kawah Sikidang
Kawah Sikidang adalh kawah aktif terbesar di dataran tinggi Dieng. Memiliki satu telaga air panas dengan air yang selalu mendidih. Menurut yg aku dengar dari orang lokal, memasukan telor mentah sekitar 5 menit akan matang. Benar tidaknya Allahu a"lam.

Adapun nama Si kidang, merupakan fenomena alam dari gas yg keluar dr titik celah yang selalu berpindah dalam suatu area seluas ± 4 hektare. Dari sini penduduk setempat melihatnya seperti kijang (kidang, bhs Jawa) yang melompat-lompat.




4. Candi Arjuna
Yang terakhir, sekaligus pulang ke penginapan. Tempat ini jadi mengingatkan Lebaran tahun 2011. Kondisi candi saat ini sudah diberi pagar. Wisatawan tak bisa menyentuh candi. Masuknyapun sekarang mesti pake selendang yang disiapkan pengelola, berbayar seadanya.



Hari ketiga, ada acara ke Pintu Langit. Qodarullaah, belahan jiwa sakit. Jadi hanya bisa packing siap² pulang. 

Beberapa tempat disinggahi untuk beli buah tangan. Yang terakhir adalah di Pejagan  kurang lebih di situ. Mampir pada borong telor asin.





Tiba di rumah, Jakarta tepat adzan subuh. Alhamdulillaah.

Tidak ada komentar: