بِسْمِ اللّٰهِ
Alhamdulillaah, lebaran tahun ini sudah bisa mudik. Tentu dengan memperhatikan prosedur kesehatan alias pakai masker, rajin cuci tangan dan menghindari kerumunan. Dan seperti biasa menengok bapak yang tinggal bersama adik dan anaknya di Yogyakarta.
Seperti tahun sebelumnya perkiraan akan kemacetan pasti ada. Biasanya jam sore-magrib dan subuh. Maka berdasar pengalaman itu, juga informasi lewat tv dan radio, kami berangkat jam ba'da dhuhur tanggal 30 April. Selain one way, tanggal tersebut dipilih karena ada rekayasa lalu lintas pengguna tol yang menerapkan sistem nomor kendaraan ganjil dan genap yang menyesuaikan dengan kalender.
Sesuai prediksi, perjalanan tanpa banyak hambatan. Ternyata kami juga mendapatkan bahwa sistem ganjil genap sepertinya tidak berlaku. Atau bisa jadi karena banyaknya kendaraan, petugas tidak bisa mensortir dengan baik.
Sisi sebelah kiri banyak mengalami kemacetan. Hal ini karena perlambatan ketika mendekati rest area. Setelah itu biasanya ramai lancar. Berbeda dengan yang sisi kanan, karena sifatnya situasional, dibuka ketika sisi arah Jakarta-Semarang mengalami penumpukan kendaraan dan kebetulan kami mendapatkan kesempatan tersebut. One way berlaku dari gerbang tol Cikampek hingga Gerbang tol Kalikangkung, Semarang. Dari km 70 - 414 jika tak keliru.
Menjelang Brebes, waktu mendekati maghrib. Kami masuk rest area, tentu yang posisi di sebelah kanan. Relatif lebih sepi. Selain isi bbm juga persiapan buka puasa dan ke toilet. Dengan situasi seperti ini, perkiraan sampai di Yogya sekitar jam 22-23. Dan kami memutuskan untuk segera lanjut tanpa menunggu waktu buka puasa.Kodarullaah, sepertinya kami tak diijinkan untuk langsung Yogya. Kendaraan mengalami kerusakan pada sistem suspensi. Dudukan shockabsorber bawah belakang pecah sehingga shock lepas. Shock terpaksa dicopot. Dan kami berjalan dengan satu shock dibelakang sambil mencari bengkel las. Kami mendapatkannya di Petarukan, Pemalang dengan bantuan dari petugas tol.
Sambil menunggu pekerjaan las selesai, kami shalat dan makan. Karena bengkel las ini memang dekat dengan masjid dan didepannya ada warung bakso. oh ya, nama pemilik bengkel, pak Basiri.
Sekitar jam 12 malam kami sampai di Semarang dan menginap di tempat bu Lik. Sekitar jam 6an kami berangkat kembali ke Yogya. Melalui tol dan karena kami tak ingin buru-buru sampai Yogya, kami keluar di Sala Tiga. Menuju Yogya via Ketep Pas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar