Foto taken by rama
Sistem satu arah diberlakukan mulai h-5 dan h+2 saat lebaran 1440 H. Diberlakukan secara situasional. Artinya saat terjadi kepadatan sistem tersebut berlaku. Panjang pendek waktunya tergantung kondisi dilapangan.Kami berangkat pada tanggal 3. 2 hari sebelum hari H.
Foto taken by rama
Alhamdulillaah, selesai subuh dari Jakarta hingga Semarang lancar. Bisa ditempuh dalam waktu 6 jam. Di Semarang menyempatkan diri untuk menengok kerabat sekalian istirahat dan sholat. Lanjut kembali, menuju Yogya. Masih lewat tol, menuju Boyolali. Masih lancar.
Keluar Boyolali dipilih karena lalulintas dari Kartasura - Prambanan terpantau dari googlemap ada banyak hambatan. Dari Boyolali lewat alternatif menuju Klaten relatif lebih lancar.
Keluar tol menuju jalan alternatif, sekalian melewati alu-alun lor. Menyempatkan diri ambil gambar. Di alun-alun lor ada beberapa patung replika keajaiban dunia. Borobudur, Taj Mahal, Spinx.
Jalur pink adalah kedatangan dan hijau arah pulang Jakarta. Pada waktu balik, rupanya jalur alternatif sudah banyak yang mengetahui. Jadi lumayan padat. Cenderung banyak berhenti. maklum jalan kabupaten yang hanya cukup buat 2 kendaraan roda 4. Sehingga kami ambil arah lain. Jatinom ke utara. Jalan lumayan. Sepertinya masuk hutan atau semacam perkebunan.
Pada waktu mudik ini kami tak mengalami kemacetan yang berarti. Balik ke Jakarta setelah acara pertemuan keluarga, pada hari Sabtu 8 Juni. Diakhiri dengan penutupan makan siang bersama. Berangkat dari Yogya sekitar pukul 14.30.
Seperti biasa, kembali lewat tol. Boyolali sebagai titik awal. Prambanan sudah bisa dipastikan mengalami banyak kepadatan lallu lintas. Alternatif memang jadi pilihan. Sayangnya ternyata banyak yang memilihnya. Walaupun tak ada kemacetan berarti tetapi banyak waktu yang terbuang karena kendaraan tak bisa melaju dengan cepat.
Dari Prambanan menuju Klaten terus kembali alternatif menuju boyolali. Sayang di Sala Tiga kami kena kemacetan. Walaupun bisa lewat alternatif tetap saja dikepung dengan kemacetan. Lewat alternatif Tuntang memutari Bawen. Pintu gerbang tol Bawen sudah banyak diserbu yang mau masuk tol. Kami menghindarinya. Lewat jalur reguler menuju Ungaran. Berjalan merayap.
Sala Tiga
Alternatif Tuntang - Ambarawa
.Alternatif lingkar Ungaran
Sekitar Bergas kami mengambil jalan alternatif mengitari Ungaran. Setelah itu jalan sudah mengalir lancar, ramai. Sampai di Jomblang, Semarang sekitar jam 11.30. Istirahat di tempat kerabat.
Minggu 9 Juni berangkat dari Semarang jam 11.00 Ini karena mampir beli bandeng. Di toko sudah cukup ramai pembeli. Bahkan sudah pada antri di kasir.
Masuk tol Semarang, dialihkan lewat kaliwungu. Tentu ini untuk menghidari penumpukan di gerbang tol Kalikangkung. Lancar dan sudah berlaku one way.
Karena mengambil jalur kanan, kami tak bisa keluar di Ciperna untuk sholat. Di arahkan ke Plumbon. Di sini pun juga tidak bisa keluar dengan menggunakan kartu e-tol. Dari pada nanti masuk tol kembali mengalami kesulitan, kami minta ijin sholat di kantor pintu tol Plumbon.
Di Cikampek kami mengalami kemacetan. Keluar pada pintu di km 72 tol Cikampek. Kemacetan ini menjadi tontonan masyarakat sekitar.
Foto taken by Rama
Menuju kota sadang. Lewat jalur reguler. Alhamdulillaah, ada mesjid besar yang hampir selesai pembangunannya. Kami istirahat di situ. Waktu selepas isya. Beristirahat sampai jam 21.00
Makan dan menuju pintu tol Sadang. Karena kami mendapat berita tol dibuka one way sampai dengan Cawang. Sebelumnya hanya sampai Kalihurip km 70. Dalam kenyataannya hanya sampai Cikarang barat. Sampai rumah, Jakarta 03.15. One way untuk arus balik ini rupanya hanya memindahkan kemacetan karena semua menuju 1 titik. Berbeda dengan arus mudik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar