Kamis, 27 Desember 2018
Reuni 212
Tak banyak yang bisa ditulis. Pokoknya rame n menyenangkan. Tak sebanyak yang sebelumnya. Saya bisa masuk mendekati pintu masuk monas. Padahal dulu hanya bisa sampai di masjid Bank Indonesia. Cuaca juga cukup baik. Terselenggara pada hari Ahad tanggal 2 bulan 12. Tidak hujan walaupun mendung. makin siang mnejadi cerah. Selanjutnya biarlah foto yang bicara.
Rabu, 05 Desember 2018
Lampu speedo
Lampu spedometer vitara sudah redup. Satu yang sudah mati. Maklum mobil sudah uzur. Usia pakai gak bisa ditipu. Kepikir untuk mengganti dengan lampu led karena mempunyai masa pakai yang lebih lama. Mencari dipasaran tentu tak mudah karena belum umum. Selain itu untuk diperdagangkan nilai ekonomisnya sangat kecil sekali. Nah, diputuskan untuk merakit sendiri. Bahan yang dibutuhkan juga sedikit sekali.
Bahan
- 10 buah led
- Timah solder
- Resistor 1k ohm
- Isolator bakar jika perlu
- 2 cangkang lampu
Tools
- Pemanas solder
- Obeng +
Langkah pertama adalah membuka panel speedo dari tempatnya. Buka dua baut di atas dan di bawah. Selanjutnya setelah terbuka penutupnya, lepas juga baut di kanan kirinya.
Tarik sedikit memaksa untuk mengeluarkannya. Agak dipaksa karena ada kabel speedo yang menjepit (sistem snap). Kalo ditarik lewat bawah juga bisa, tetapi merepotkan karena ruang sempit. Nanti memasang kembali tinggal ditusukkan.
Setelah panel bisa dikeluarkan, Lepaskan lampunya. Lampu semua berpenutup warna biru. Terlihat 1 yang putus kacanya menghitam. Selanjutnya rangkai lampu lednya. Untuk socket lampu yang besar, bisa dipasangkan 4 buah led. Dengan demikian tidak perlu resistor karena voltase tiap led adalah 3v. Pemasangan seri.
Sedang yang kecil cukup 1 ditambah dengan resistor. Rangkai sedemikian rupa sehingga bisa dimasukkan ke rumahnya
Jangan lupa untuk memberi tanda + atau -, karena sekarang pemasangan tidak boleh terbalik. Siap untuk dipasang ketempatnya.
Nah ini perbandingan antara lampu led dengan yang bukan. Yang bohlam dalam kondisi penutupnya dibuka. Warna agak merah. Kalo penutupnya dipasang, kecerahannya berkurang tapi bersinar putih.
Led terpasang lengkap. Semua terlihat cerah. Selanjutnya adalah memasang kembali dengan cara terbalik dari waktu membuka.
resistor yg seblumnya 689 ohm kurang tepat, seperti yang di gambar. Gunakan 1k ohm
Rabu, 10 Oktober 2018
Celosia
Kebetulan bapak waktu itu, 8 September 2018, bersedia untuk pergi bersama ke Prambanan. Jarang sekali bapak mau diajak pergi mengingat kondisi tubuhnya. Kebun tesrsebut milik pak Isto, sodara sepupu ibu. Kebun memang dikususkan buat foto narsis. Kebun berisi bunga Celosia, dan dikomersilkan. Tiket masuk 5k, untuk sepuasnya narsis foto.
Berenam kami menuju ke sana sore hari. Yang sebenarnya waktu itu kami, saya dan adik-adik ibu berniat untuk pulang ke Semarang. Jadilah waktu kami tertunda. It's ok.
Jika berkunjung ke Prambanan, Silakan mampir. Karena kebun ini letaknya tidak jauh dari situs purbakala tersebut..
Senin, 01 Oktober 2018
Reuni
Minggu 9 September 2018, teman-teman SMP 8 Semarang mengadakan reuni di Semarang. Temu kangen, begitu istilahnya. Maklum sudah 36 tahun sejak kelulusan baru bisa ketemu lagi. Sebagian sudah ada yang punya cucu.
Perjalanan ke Semarang dari Jakarta di mullai hari Jumat pagi, 7 September. Dua hari lebih awal karena hari Sabtu, 8 September salah seorang teman reuni ada yang punya hajat menikahkan anaknya.
Melalui tol Cawang, pagi itu lancar. Tersendat sedikit di Bekasi barat. Keluar di pintu tol Bekasi timur untuk mengambil penumpang, teman yang juga akan menghadiri reuni.
Masuk kembali ke tol melalui pintu Mustika Jaya karena terlihat tol dr Bekasi timur sudah tersendat. Alhamdulillaah, tol lancar. Sampai di Brebes exit timur sekitar jam 9.30. Keluar dan menuju kota Tegal untuk istirahat dan sholat Jumat di masjid Agung.
Menelusuri jalanan menuju kota Pekalongan. Hampir meninggalkan kota Batang, ada sebuah papan penunjuk yang menjadikan kami berbelok. Menuju arah pantai Sigandu.
Sayang sekali, pantai ini seperti tidak terurus. Walaupun tempat ini relatif mudah dijangkau. Dari jalan raya provinsi Batang jarak sekitar 3 km. Warung makan, toilet umum, ada. Kekurangan hanya masalah perawatan. Retribusi dikenakan 500m sebelum pantai. Walaupun murah, kesannya retribusi ini untuk sarana jalan. Karena retribusi per orang dan masuk area pantai Sigandu sudah tak dipungut biaya lagi.
Lanjut kembali menelusuri jalan menuju Semarang. Tidak melalui jalan dari arah masuk. Menelusuri jalan pinggir pantai yang cukup halus. Tak jauh dari pantai Sigandu ada Taman Safari. Ya, Taman Safari yang terkenal ada di Bogor, Jawa Barat, membuka cabang di sini. Sudah ada lebih dari 10 tahun, menurut penjaganya. Anak muda dari Pati, yang sudah bertugas di situ 3 tahun. Sayang kami lupa mencatat namanya.
Menjelang Shalat Isya kami sampai di Semarang. Setelah istirahat semalam, mengunjungi hajatan Mulyadi, teman SMP 8, di Gedung Manunggal Jati, jalan Ketapang Raya.
Sore harinya bersama dengan Budi Suyitno, menuju ke rumah Fachron, teman sesama SMA 1 di Bukit Semarang Baru, arah dari Ngaliyan ke Mijen. Banyak sekali perubahan yang terjadi di sini. Daerah ini mengingatkan saya seperti di Kota Wisata Nagrak Gunung Putri, Bogor.
Semalam beristirahat kambali. Esoknya menuju tempat reuni. Tak banyak yang bisa dituliskan. Biarlah foto yang bicara. Ini bukan reuni, hanya temu kangen, demikian sambutan ketua panitia acara. Karena acara ini bisa terwujud dari bertemunya beberapa teman yang kemudian merealisasikan dalam bentuk menghubungi teman yang bisa dihubungi, tentunya, untuk bertemu. Oh ya, begitu bersemangatnya, salah satu dari panitia, Aries, sakit. Jantungnya kambuh. Berdua dengan Lilik, teman yang dari Bekasi timur, kami menyempatkan menengok.
Rabu, 29 Agustus 2018
Gunung Papandayan
Liburan 17 agustus. Hari yang dimanfaatkan oleh Todi & rekan untuk mencoba naik gunung. Pilihan ada di gunung Papandayan. Gunung yang terletak di kecamatan Cisurupan, kabupaten Garut, provinsi Jawa Barat. Meletus terakhir sebelum tulisan ini, terjadi 11 November 2002. Dan dari berbagai sumber, Ketinggian gunung di atas permukaan laut sekitar 2665m (8.743ft)
Perjalanan dimulai malam hari pukul 23.00 Tak disangka, jalanan macet. Bisa jadi ini karena libur panjang. Mengingat 17 agustus jatuh pada hari jumat. Ditambah lagi hari Rabu ada libur idul adha. Dari cawang hingga rest area km 57 ditempuh sekitar 4,5 jam. Tepat adzan subuh berkumandang kita sampai di rest area tersebut.
Rest area km 57 padat
Ditambah lagi pada paginya jalanan disesaki dengan pawai 17an. Menambah waktu tempuh menjadi makin molor. Sekitar 10.30 kami sampai. Tempat ini sudah dikelola oleh suatu badan usaha. Untuk masuk tentu membayar tiket. Harga berbeda bila masuk bukan pada hari libur atau akhir minggu. Masih ditambah bila menginap, ada biaya parkir tambahan. Sayang tempat ini tidak menyelenggarakan shalat Jumat pada hari Jumat. Padahal masjidnya bagus..
Setelah memarkir mobil, mengisi formulir dan melapor, perjalanan untuk mendirikan tenda dimulai.
Sisi kanan dibalik bukit tempat base camp
Waktu tempuh perjalanan menuju Ghober hut, tempat mendirikan tenda, kurang lebih sekitar 3,5 jam. Ini bisa jadi karena membawa beban peralatan berkemah. Dan jalanan didominasi dengan tanjakan.
Melewati kepulan asap belerang
Base camp Ghober hut
Pemandangan dari puncak ghober hut
Sebenarnya didekat tempat parkir kendaraan ada juga tempat buat berkemah. Bahkan di situ juga ada tempat berendam air panas belerang. Dengan tiket masuk, 25k untuk hari libur atau akhir minggu. Gunung Papandayan sebenarnya mudah didaki.
Edelwis
Perjalanan untuk mengitari (hiking) kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Sehingga cukuplah bila berkemah di dekat tempat parkir kendaraan. Tapi tentu berbeda sensasinya bila ingin melihat sunrise dari puncak, mau tidak mau berkemah di atas atau bergerak malam hari menuju puncak dengan resiko yang lebih besar.
Peta menuju gunung Papandayan lewat atau tanpa lewat Garut
Langganan:
Postingan (Atom)